Rabu, Maret 11, 2009

Akhir sebuah penantian

Ketika kita mengharapkan sesuatu, kita begitu semangat menjalani hari penuh penantian yang mendebarkan. Perasaan penasaran dan rasa rindu kepada sebuah harapan tersebut bercampur, bahkan mungkin tinggal menambahkan ragi maka jadilah adonan kue harapan. Bahkan tiap jengkal langkah seakan membumbui penantian tersebut.
Tiap malam pikiran slalu terbayang akan pagi, tiap pagi berharap datangnya sore, dan kala sore menyongsong malam dengan riang, begitu seterusnya hingga kita seakan lupa bahwa tidak semua keinginan bisa terwujud. Begitu semangatnya kita menjalani sebuah penantian sampai kadang kadang kita tidak bisa berfikir secara realistis.

Maka ketika harapan itu ternyata tidak menuju kepada kita dan penantian itu seakan sia sia, rasa kecewa yang amat sangat melukai hati yang kita dapati. Hidup seakan tak berarti lagi, waktu seakan berhenti berputar. Begitu pedihnya kenyataan itu mungkin akan sulit diterima. Disaat seperti inilah perasaan paling sedih, kecewa dan putus asa bercampur jadi satu. Mungkin perasaan itu akan terasa lebih sakit daripada saat berpulangnya Adik kita tercinta misalnya.
Memang kenyataan tak selalu sesuai harapan, tapi kenapa ada yang slalu memberi harapan? Salahkah kita menanti sebuah harapan yang dijanjikan? Ataukah memang kita harus berhenti berharap?




1 komentar:

  1. ...hee.hee..makasih plend komennya...iya yahh..padahal aku nulis blognya serius tapi jadi komennya lucu2

    one more tengkyu

    BalasHapus

Yang mau komentar, kritik, saran atau mau ngasih makanan dipersilahkan.