Senin, Juni 15, 2009

HANYA DI INDONESIA

Benda jatuh itu hal biasa dan wajar. Semua terjadi karena gaya gravitasi bumi, kira kira begitu yang dikatakan Issac Newton.

Tapi menjadi tidak biasa kalau yang jatuh itu pesawat terbang yang dirancang untuk sedikit melawan gravitasi bumi. Dan menjadi tidak wajar jika peristiwa itu terjadi berulang-ulang dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Memang kecelakaan pesawat tidak hanya terjadi di Indonesia, semua negara pernah mengalami peristiwa itu, kecuali negara negara di jaman Romawi kuno atau jaman Majapahit.
Tapi di Indonesia sangat spesial karena peristiwa kecelakaan sangat sering terjadi. Bukan saja pesawat sipil tapi juga pesawat Militer, Bahkan bukan hanya pesawat saja tapi berita tentang terbakarnya kapal laut juga sering kita dengar. Dan setiap terjadi kecelakaan yang pertama kali disalahkan adalah cuaca, kesalahan pilot, nahkoda atau pengemudi. Tapi sangat jarang kita mendengar pengakuan kalau kecelakaan itu akibat kesalahan pengelola atau managemen. Padahal disini pihak pengelola mempunyai andil yang paling besar dalam hal keamanan. Si pengelola mungkin berkilah semua terjadi karena kesalahan Pengemudi, tapi apa itu mutlak kesalahan si pengemudi? Jika memang benar pengemudi itu bermasalah kenapa dipertahankan? Apa tidak ada evaluasi kecakapan berkala? Jika ada sesering apakah? Nah bingung jawabnya kan, kalau bingung tidak perlu dijawab.

Tapi seolah memang sudah menjadi lagu lama yang dirilis ulang, setiap kecelakaan selalu pengemudi yang dituding tanpa mengevaluasi pihak managemen. Bahkan bukan rahasia lagi jika tidak jarang pengemudi itu bekerja dibawah tekanan. Kita contohkan begini, ketika ada bus menabrak kereta, maka dugaan pertama adalah sopir ngantuk sehingga kecelakaan itu terjadi mutlak kesalahan sopir. Sering kita memvonis salah kepada sopir tanpa mau tahu kenapa sopir ngantuk? jelas karena kurang tidur yo, tapi kenapa si sopir kurang tidur? Apakah karena jam kerja yang berlebihan atau karena habis ngeronda? Nah jika penyelidikan diteruskan akan ada banyak jawaban yang bisa memecahkan misteri banyaknya kecelakaan di negri ini.
Rasanya sangat tidak masuk akal apabila Marwoto dituntut karena kecelakaan pesawat yang dipilotinya. Sangat disayangkan karena bisa saja kasus Marwoto akan mempengaruhi psikologi pilot pilot lain. Kasus Marwoto itu hanya terjadi di Indonesia lho.
Semoga kedepannya akan ada evaluasi menyeluruh dalam setiap hal yang menyangkut keselamatan orang banyak, sehingga tidak perlu ada lagi Hercules yang mendarat di atap ataupun depo minyak terbakar lagi.
Kita juga tidak boleh serta merta menyalahkan TNI karena kecelakaan Hercules tersebut, karena kita yakin sebenarnya TNI pun tidak menginginkan hal itu. Yang kita perlu tinjau adalah apakah Hercules itu cukup terawat? Apakah anggaran perawatan cukup memadai?
Mungkin Indonesia adalah satu satunya negara yang dalam setahun kehilangan banyak Personil TNI dan Hanya Indonesia pula yang dalam waktu kurang dari setahun dua Depo Pertamina mengalami kebakaran.
Tau kenapa? Karena TNI dan Pertamina hanya milik Indonesia :-D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang mau komentar, kritik, saran atau mau ngasih makanan dipersilahkan.